Wednesday 12 June 2013

Alternatif Pembiayaan Kuliah di Luar Negeri


Dear sahabat maubeasiswa, bagi kalian yang ingin sekali melanjutkan pendidikan di luar negeri ada beberapa alternatif pembiayaan yang bisa dicoba, apa saja? Yuk kita lihat!

1. Beasiswa dari sekolah

Beasiswa yang ditawarkan dari universitas masing-masing, salah satunya contohnya adalah Columbia University Graduate School of Journalism, Amerika Serikat, salah satu sekolah jurnalistik terbaik di dunia. Coba cek websitenya dan dapat ditemukan daftar sekitar 100 jenis beasiswa yang ditawarkan sekolah sendiri untuk mahasiswanya.

Beasiswa ini biasanya dikelola langsung oleh sekolah, proses aplikasinya bersamaan dengan proses aplikasi sekolah, dan proses seleksinya dilakukan sendiri oleh sekolah (terpisah dari seleksi penerimaan mahasiswa). Kemungkinan besar, dari 100 beasiswa ini ada beberapa yang cocok dengan profil si pelamar. Yang paling penting adalah si pelamar harus diterima dulu di sekolah tersebut, sehingga dia bisa eligible untuk berbagai beasiswa tersebut.

2. Beasiswa dari luar sekolah

a. Beasiswa dari badan eksternal
Melanjutkan contoh kita, misalkan si pelamar mencari beasiswa lain yang disediakan pihak luar sekolah yang bisa dilamar calon mahasiswa jurnalistik dari Indonesia. Sebentar saja riset di internet, dia menemukan banyak beasiswa yang bisa dia lamar, seperti beasiswa Fulbright, Ford Foundation, USAID, Foreign Press Association, International Center for Journalists, dan lain-lain.
b. Beasiswa dari tempat kerja
Si pelamar pun bisa bernegosiasi ke tempatnya bekerja apakah mungkin ia disponsori untuk kuliah di luar negeri, baik berupa pembayaran uang kuliah, pembayaran seluruh atau sebagian gajinya saat dia sekolah, dan lain-lain.

3. Kerja paruh waktu

Kalau si pelamar diterima sekolah, saat dia mulai sekolah pun banyak cara membiayai kuliahnya, termasuk dengan bekerja paruh waktu. Dia bisa bekerja di sekolahnya sendiri misalnya sebagai teaching fellow, teaching assistant, researcher, assistant librarian, dan support assistant, Dia juga bisa bekerja di luar kampus misalnya sebagai penulis, penerjemah, tutor, researcher, bahkan profesi-profesi blue collar seperti pelayan, penjaga toko, pencuci piring.

4. Tabungan

Tentu saja si pelamar bisa membiayai sebagian biaya kuliahnya menggunakan tabungan pribadinya atau keluarganya.

5. Pinjaman (student loan)

Pelamar pun bisa mengambil pinjaman (student loan) yang periode cicilannya biasanya baru dimulai saat si peminjam sudah lulus dan bekerja, dan baru diharapkan lunas 10-20 tahun kemudian. Tidak semua orang yang kuliah di luar negeri tanpa beasiswa itu kaya raya. Mahasiswa asal Cina, India, dan Amerika Serikat sendiri berani mengambil pinjaman karena mereka tahu penghasilan mereka setelah lulus akan bisa meningkat signifikan. Anehnya, banyak calon mahasiswa Indonesia yang hanya berani menunggu beasiswa, entah sampai kapan, untuk mau kuliah. Padahal, orang-orang yang sama ini berani mengambil pinjaman untuk membeli harta seperti rumah atau mobil yang tidak akan meningkatkan potensi pendapatan mereka.

6. Donatur individu

Si pelamar pun bisa mendekati donatur individu yang potensial, misalnya alumni asal Indonesia dari sekolah yang ia tuju. Ia pun bisa melakukan kampanye pengumpulan sumbangan dari masyarakat luas. Saya sudah beberapa kali menyaksikan orang-orang yang mengumpulkan sumbangan agar bisa kuliah. Mereka sukses membiayai sekolahnya, dan setiap semester mereka memberikan laporan dan ucapan terima kasih bagi para donatur. Masih sangat sedikit orang Indonesia yang diterima di universitas-universitas terbaik dunia; jadi kalau anda sampai diterima, yakinlah, orang-orang akan bangga dan senang membantu anda.

1 comment:

  1. terimakasih tips nya ya, sangat bermanfaat :)

    semoga anak muda indonesia punya semangat yang tak pernah putus serta harapan yang tak pernah hilang dalam mewujudkan impian dan cita-cita nya, selain menikmati kemudahan yang di berikan oleh pemerintah, yuk coba pahami Tips cerdas menggunakan KJP supaya kita tidak keliru dalam menggunakannya :)

    ReplyDelete