Dear sahabat maubeasiswa, bagi kalian yang ingin sekali melanjutkan pendidikan di luar negeri ada beberapa alternatif pembiayaan yang bisa dicoba, apa saja? Yuk kita lihat!
1. Beasiswa dari sekolah
Beasiswa yang ditawarkan dari universitas masing-masing, salah satunya contohnya adalah Columbia University
Graduate School of Journalism, Amerika Serikat, salah satu sekolah
jurnalistik terbaik di dunia. Coba cek websitenya dan dapat ditemukan daftar sekitar 100 jenis beasiswa yang ditawarkan sekolah
sendiri untuk mahasiswanya.
Beasiswa ini biasanya dikelola langsung oleh sekolah, proses
aplikasinya bersamaan dengan proses aplikasi sekolah, dan proses
seleksinya dilakukan sendiri oleh sekolah (terpisah dari seleksi
penerimaan mahasiswa). Kemungkinan besar, dari 100 beasiswa ini ada
beberapa yang cocok dengan profil si pelamar. Yang paling penting adalah
si pelamar harus diterima dulu di sekolah tersebut, sehingga dia bisa
eligible untuk berbagai beasiswa tersebut.
2. Beasiswa dari luar sekolah
a. Beasiswa dari badan eksternal
Melanjutkan contoh kita, misalkan si pelamar mencari beasiswa lain
yang disediakan pihak luar sekolah yang bisa dilamar calon mahasiswa
jurnalistik dari Indonesia. Sebentar saja riset di internet, dia
menemukan banyak beasiswa yang bisa dia lamar, seperti beasiswa
Fulbright, Ford Foundation, USAID, Foreign Press Association,
International Center for Journalists, dan lain-lain.
b. Beasiswa dari tempat kerja
Si pelamar pun bisa bernegosiasi ke tempatnya bekerja apakah mungkin
ia disponsori untuk kuliah di luar negeri, baik berupa pembayaran uang
kuliah, pembayaran seluruh atau sebagian gajinya saat dia sekolah, dan
lain-lain.
3. Kerja paruh waktu
Kalau si pelamar diterima sekolah, saat dia mulai sekolah pun banyak
cara membiayai kuliahnya, termasuk dengan bekerja paruh waktu. Dia bisa
bekerja di sekolahnya sendiri misalnya sebagai
teaching fellow, teaching assistant, researcher, assistant librarian, dan
support assistant, Dia juga bisa bekerja di luar kampus misalnya sebagai penulis, penerjemah, tutor,
researcher, bahkan profesi-profesi
blue collar seperti pelayan, penjaga toko, pencuci piring.
4. Tabungan
Tentu saja si pelamar bisa membiayai sebagian biaya kuliahnya menggunakan tabungan pribadinya atau keluarganya.
5. Pinjaman (student loan)
Pelamar pun bisa mengambil pinjaman (student loan) yang periode
cicilannya biasanya baru dimulai saat si peminjam sudah lulus dan
bekerja, dan baru diharapkan lunas 10-20 tahun kemudian. Tidak semua
orang yang kuliah di luar negeri tanpa beasiswa itu kaya raya. Mahasiswa
asal Cina, India, dan Amerika Serikat sendiri berani mengambil pinjaman
karena mereka tahu penghasilan mereka setelah lulus akan bisa meningkat
signifikan. Anehnya, banyak calon mahasiswa Indonesia yang hanya berani
menunggu beasiswa, entah sampai kapan, untuk mau kuliah. Padahal,
orang-orang yang sama ini berani mengambil pinjaman untuk membeli harta
seperti rumah atau mobil yang tidak akan meningkatkan potensi pendapatan
mereka.
6. Donatur individu
Si pelamar pun bisa mendekati donatur individu yang potensial,
misalnya alumni asal Indonesia dari sekolah yang ia tuju. Ia pun bisa
melakukan kampanye pengumpulan sumbangan dari masyarakat luas. Saya
sudah beberapa kali menyaksikan orang-orang yang mengumpulkan sumbangan
agar bisa kuliah. Mereka sukses membiayai sekolahnya, dan setiap
semester mereka memberikan laporan dan ucapan terima kasih bagi para
donatur. Masih sangat sedikit orang Indonesia yang diterima di
universitas-universitas terbaik dunia; jadi kalau anda sampai diterima,
yakinlah, orang-orang akan bangga dan senang membantu anda.
terimakasih tips nya ya, sangat bermanfaat :)
ReplyDeletesemoga anak muda indonesia punya semangat yang tak pernah putus serta harapan yang tak pernah hilang dalam mewujudkan impian dan cita-cita nya, selain menikmati kemudahan yang di berikan oleh pemerintah, yuk coba pahami Tips cerdas menggunakan KJP supaya kita tidak keliru dalam menggunakannya :)